Kamis, 10 Januari 2013

Bahayanya bergadang


                                                          
Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (QS. Yunus : 67)
            Tidak mungkin Allah menciptakan malam dan siang tanpa maksud apapun. Dan pada yang demikian itu terdapat hikmah dan manfaat yang bisa dicerna oleh orang yang berakal. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, suri tauladan kaum muslimin, tidak pernah menyia-nyiakan waktu malamnya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat (begadang), dan beliau juga tidak pernah memanfaatkan waktu paginya untuk bermalas-malasan.
            Dari Abu Bakr bin Sulaiman bin Abi Hatmah, sesungguhnya Khalifah Umar bin al Khattab tidak menjumpai Sulaiman bin Abi Hatmah saat shalat Shubuh. Rumah Sulaiman itu terletak antara pasar dengan masjid nabawi. Pada pagi harinya Umar pergi ke pasar. Umar melewati as Syifa, Ibu dari Sulaiman. Khalifah Umar bertanya kepada sang ibu, “Aku tidak menjumpai Sulaiman dalam jamaah shalat shubuh”. Sang ibu menjawab dengan mengatakan, “Semalaman Sulaiman mengerjakan shalat Tahajud. Pada waktu shubuh matanya tidak kuat untuk diajak bangun mengerjakan shalat shubuh berjamaah.
            Ingatlah bahwa orang-orang sholeh terdahulu sangat tidak menyukai tidur pagi. Kita dapat melihat ini dari penuturan Ibnul Qayyim ketika menjelaskan masalah banyak tidur yaitu bahwa banyak tidur dapat mematikan hati dan membuat badan merasa malas serta membuang-buang waktu. Beliau rahimahullah mengatakan,
“Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan.”


Waktu tidur yang paling bermanfaat yaitu :
1. tidur ketika sangat butuh,
2. tidur di awal malam –ini lebih manfaat daripada tidur di akhir malam-,
3. tidur di pertengahan siang –ini lebih bermanfaat daripada tidur di waktu pagi dan sore-. Apalagi di waktu pagi dan sore sangat sedikit sekali manfaatnya bahkan lebih banyak bahaya yang ditimbulkan, lebih-lebih lagi tidur di waktu ‘Ashar dan awal pagi kecuali jika memang tidak tidur semalaman.
            Menurut para salaf, tidur yang terlarang adalah tidur ketika selesai shalat shubuh hingga matahari terbit. Karena pada waktu tersebut adalah waktu untuk menuai ghonimah (pahala yang berlimpah). Mengisi waktu tersebut adalah keutamaan yang sangat besar, menurut orang-orang sholih. Sehingga apabila mereka melakukan perjalanan semalam suntuk, mereka tidak mau tidur di waktu tersebut hingga terbit matahari. Mereka melakukan demikian karena waktu pagi adalah waktu terbukanya pintu rizki dan datangnya barokah (banyak kebaikan
            Bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari bergadang :
-    Berbagai rasa sakit bisa timbul
-    Risiko kanker lebih tinggi
-    Memicu rasa gelisah
-    Tampak lebih tua
-    Stres meningkat
-    Rentan terserang diabetes
-    Antibodi menjadi lemah
-    Hasrat ngemil makanan berlemak meningkat

Ibu tiada duanya



“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua Ibu Bapakmu,hanya kepada-Ku engkau akan kembali”. (Q.S. 31:14-15)

            Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penghibur kita dikala sedih  sedang melanda, Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. Siapa pun yang kehilangan Ibunya, Ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya. Ibu adalah sosok wanita yang luar biasa sehingga memiliki mukjizat dalam berdoa. Ibu sangat berjasa untuk membentuk generasi penerus. 
       
     Tentu saja peran Ayah juga ikut mendukung. Namun Ibu adalah orang yang paling dekat dengan anaknya. Mulai dalam kandungan hingga lahir seolah-olah tak terpisahkan. Sembilan bulan Ibu mengandung lalu melahirkan kita. Inilah yang dijadikan alasan mengapa doa Ibunda menyimpan Mukjizat. Bayangkan sekian lama kesana kemari membawa janinnya. Bertambah bulan bertambah besar dan menyulitkan untuk bergerak.

            Alam semesta selalu berbicara  dalam bahasa Ibu. Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam menghilangkannya. Dalam memuliakan kedudukan Ibu, Islam tidak membatasi diri pada nasihat, perintah dan anjuran lisan. Tetapi, Islam juga memandang perintah dan larangan Ibu sebagai suatu kewajiban untuk dilaksanakan dalam hal-hal tertentu. Misalnya, dalam perkara yang disunnahkan Allah, tetapi berlawanan dengan larangan Ibu, maka anak-anak dinasihati untuk menaati larangan Ibu mereka.

“Islam memandang penghormatan kepada orang tua dan pelaksanaan hak-hak mereka sebagai kewajiban manusia terbesar setelah perintah Ilahi.  Al-Quran mengatakan dalam hubungan ini, "Bersyukurlah kamu kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu." (QS 31:14)
Perlu diperhatikan bahwa di sini Allah Ta'ala, segera setelah menyebut hak-Nya sendiri, menyebutkan hak kedua orang tua.

            Dalam Islam, kemarahan dan ketidakpuasan Ibu dipandang sebagai sarana datangnya bencana dan kehancuran.  Dalam beberapa riwayat telah dikatakan secara jelas bahwa orang yang durhaka terhadap orang tuanya tidak akan pernah mencium bau sorga dan tidak akan mencapai kebahagiaan.

            Suatu ketika ada seorang lelaki datang kepada Nabi dan berkata, "Wahai Nabi Allah! Tunjuki saya, kepada siapa saya mesti berbuat baik untuk mendapatkan manfaat yang sempurna atas amal kebajikan saya?" Beliau bersabda, "Berbuat baiklah kepada ibumu." Lelaki itu bertanya lagi, "Dan sesudah beliau?" Nabi menjawab, "Kepada ibumu." Dan kembali bertanya  lagi “ lalu siapa lagi?” Nabi pun menjawab ke tiga kalinya, “Ibumu”. Lelaki itu bertanya, "Kepada orang lain siapakah saya mesti berbuat baik pula?" Nabi bersabda, "Kepada ayahmu."

           
Oleh karena itu marilah saudaraku, selagi masih ada waktu kita muliakan Ibu dan Bapak kita, bahagiakan selalu mereka, jangan sampai kita meneteskan kedua matanya dengan air mata karena perbuatan kita atau kedurhakaan kita, dan sebelum ajal memisahkan kita.

INDAHNYA KEBAIKAN


                                    

“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Ar-Rahman: 60)
Adalah RasulullahShalallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan umatnya agar membalas kebaikan orang lain, sebagaimana sabdanya:

“Barangsiapa diperlakukan baik (oleh orang), hendaknya ia membalasnya. Apabila ia tidak mendapatkan sesuatu untuk membalasnya, hendaknya ia memujinya. Jika ia memujinya, maka ia telah berterima kasih kepadanya; namun jika menyembunyikannya, berarti ia telah mengingkarinya…”
 (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad. 

            Hati mempunyai sifat dasar kepada pelaku kebaikan. Orang yang berbuat baik akan dicintai banyak orang, dan menjadi orang yang paling dicintai Allah SWT. Satu perbuatan kebaikan terkadang kita anggap remeh, padahal di sisi Allah sangat besar nilainya. Betapa banyak amalan yang dianggap kecil tapi diperbesar oleh niat yang ikhlas mengharap pahala dari Allah.
             Seseorang merasa berat hati untuk mengeluarkan tenaga, harta, waktu, dan yang semisalnya jika tidak ada imbal balik darinya. Oleh karena itu, barangsiapa yang mencurahkan semua itu untuk saudaranya dengan hati yang tulus, orang seperti ini berhak dibalas kebaikannya dan disyukuri pemberiannya.
            Apabila kita diperintahkan untuk berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada kita dan memaafkannya, tentu balasan orang yang berbuat baik kepada kita hanyalah kebaikan. Pahala yang akan didapat oleh orang yang berbuat kebaikan amatlah besar, selain sebagai jalan sukses menempuh berbagai rintangan di hari Kiamat.
Allah juga telah berjanji akan menutup aib orang yang suka berbuat kebaikan, sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam :
"Barangsiapa melepaskan kesulitan dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan melepaskan darinya satu kesulitan pada hari kiamat.Barangsiapa yang mempermudah urusan orang dyang alam kesusahan, niscaya Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan akherat.Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akherat.Allah senantiasa menolong hambaNya selama hamba itu menolong saudaranya." (HR.Muslim )
            Untuk itu marilah kita untuk bisa dan berusaha berbuat baik yang didasari niat yang ikhlas dalam mencari ridha Allah Ta'ala.

Pentingnya Kesehatan



            Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia untuk membangun kemakmuran di bumi menuju kebahagian dunia dan akhirat.
Salah satu penunjang kebahagiaan tersebut adalah kesehatan.
            Agama Islam sangat mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai nikmat hidup kedua setelah iman, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam “Mohonlah kepada Allah pengampunan, kesehatan (zhahir batin) dan keyakinan di duniadan akhirat. Sesungguhnya Allah tidak memberikan kepada seseorang setelah keyakinan (Iman) yang lebih baik daripada kesehatan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah dan Abu Bakar, shahih sanadnya dari lbnu Abbas Radhiyallahuanh).
Makanlah di antara rezki yang baik yang telah kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kernurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia”. (QS. 20:81)
            Dalam ayat-ayat ini dengan tegas Allah memerintahkan makan dan minum dan melarang berlebihan. Makan dan minum adalah suatu perintah yang harus dikerjakan, kalau tidak maka hukumnya telah bermaksiat kepada Allah (dosa). Demikian pula halnya makan dan minum yang berlebihan, yaitu melebihi dari keperluan tubuh.  Dalam ilmu Kesehatan, makan dan minum merupakan sumber nutrisi untuk keperluan hidup yang normal. Jumlah dan macamnya harus sesuai dengan keperluan tubuh. Tidak boleh kekurangan dan tidak boleh berlebihan. Hal ini diajarkan di dalam suatu disiplin ilmu khusus yang disebut ilmu gizi. Bila kekurangan atau kelebihan maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan.
Sehubungan dengan ini Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah bersabda,
Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplahbagi anak manusia beberapa makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya, jikamemang harus makan banyak maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untukminumannya dan sepertiga untuk nafasnya”. 
(HR. Tirmidzi: 2302, Nasai dan lbn Majah, lihat Silsilah alShahihah: 2265)

Menjaga hati


                                                   
Rasul bersabda : "Dalam tubuh manusia ada segumpal daging, apabila ia baik, maka baik pula seluruh tubuhnya; dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah, itulah hati."
             Apa yang dilihat di luar belum tentu itu mencerminkan apa yang ada di dalam hati.  Bukan berarti perlu hipokrit tetapi kadan-kadang orang lain tidak perlu tahu apa yang sebenarnya kita rasakan saat itu. Apabila kita bahagia tidak perlu kita memperlihatkan kebahagian itu secara berlebihan kepada orang lain. Ketika kita bersedih tidak perlu juga mereka mengetahui seberapa sakit yang menimpa kita hingga membuat kita bersedih.
            Begitu juga ketika hati kita merasa jengkel, jangan sampai orang lain kena getahnya. Cukuplah kita sendiri yang mengetahuinya dan Allahlah tempat kita menumpahkan segala rasa yang ada di hati, hanya Allah tempat kita mengadu, tempat kita berserah diri. “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”
            Kecerdasan yang ada di dalam pikiran, bisa dikalahkan oleh kebusukan yang ada di dalam hati. Orang seperti itu biasanya akan marah pada kebenaran dan senang pada kebatilan. Dan, jika hal tersebut terjadi, maka itulah hati  sedang sakit. Sama seperti anggota tubuh lainnya, hati yang sakit bisa dilihat dari tiga hal. Pertama, kemampuan indera yang ada di dalam hati akan hilang secara total. Hati seperti ini akan menjadi buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Ia tidak bisa membedakan antara kebenaran, kesesatan, ketakwaan, kemaksiatan, dan lain sebagainya.
            Nabi sering mengingatkan untuk serius dalam menjaga mulut. Pada satu kesempatan, ia menyatakan berkaitan dengan sikap yang semestinya dilakukan seorang mukmin. Menurut beliau, seorang yang telah menyatakan diri beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaknya hanya berbicara yang baik-baik, dan kalau ia tidak sanggup untuk itu, sebaiknya diam saja.
            Pada kesempatan yang lain, Nabi juga menegaskan akibat bagi orang yang tidak mampu menjaga mulutnya adalah menjadi penghuni Neraka. Penegasan Nabi ini membuktikan adanya kaitan yang erat antara perkataan dan keimanan. Perkataan yang baik jelas mencerminkan iman yang tebal. Sebaliknya, dengan iman yang kuat, seseorang tak akan membiarkan mulutnya untuk berkata-kata kotor. Karena iman akan menyelamatkan seseorang, maka mulut juga akan menyelamatkannya. Begitu juga sebaliknya. Dengan demikian, menjaga mulut berarti juga menjaga keimanan. Dan karena iman itu merupakan suatu keyakinan dalam hati, maka hati juga harus diperhatikan.
            Nabi mengingatkan bahwa “dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging yang bila ia baik, maka seluruh kediriannya akan baik, dan bila ia rusak, maka seluruh kediriannya akan rusak, yaitu hati.”

Sabar itu Indah


                                              
            Dari Anas RA Ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah  bersabda: “Sesungguhnya Allah  berfirman (hadist Qudsi) “Bila Aku memberi cobaan kepada hamba-Ku dengan kedua yang dicintainya (kedua matanya) & dia tetap sabar, maka Aku ganti kedua yang dicintainya (kedua matanya) dengan syurga.” HR. Bukhari.
            Dalam hadist tersebut Kita sebagai hamba Allah SW yang beriman sudah seharusnya Sabar dan Sholat sebagai kunci untuk mendapatkannya Syurga  Allah SWT.  Syurga yang sudah dijanjikan keindahahannya melebihi indahanya dunia ini, melebihi luasnya dunia ini, dan nantinya menajadi tempat tinggal kita yang kekal abadi.
            Sabar bukan hanya pasrah dan menyerah pada takdir yang Allah tetapkan, tetapi  sabar adalah semangat kita untuk tetap berpegang teguh kepada ketetapan Allah, karena apapun yang menimpa kita adalah ketentuanNya.  
            suatu kesalahan besar jika kita mengatakan Sabar ada batasnya , menandakan kita kurang sabar dalam bersabar. Sabar akan membuahkan hasil yang gemilang walau awalnya mungkin pahit dan sulit. Sabar akan menghasilkan sesuatu yang mempesona yang tiada terputus.
            Oleh karena itu jika kita ingin menikmati hidup, kita harus menikmati setiap kejadian yang menimpa kita. Karena orang orang yang beriman tidak akan pernah merugi. Di beri Nikmat dia bersyukur, di beri Musibah dia bersabar. 
Ini adalah tips-tips agar kesabaran selalu ada pada hati kita:
1. Berdzikirlah sebanyak-banyaknya, kapanpun dan dimanapun. Semakin banyak dzikir yang kita lafalkan maka akan tercermin bahwa semakin dalam sifat sabar kita.
2. Tersenyumlah dihadapan orang yang memancing emosi anda untuk marah. Tanamkan keyakinan bahwa mereka marah kepada anda karena mereka tidak paham.
3. Akhiri perdebatan dengan kata-kata, sebab setiap kata yang terucap ketika emosi akan membuat masalah menjadi besar.
4. Ingatlah  Janji Allah untuk orang yang bersabar karena-Nya 

SEBUAH KEJUJURAN


                                        
            Jujur adalah sifat penting bagi umat Islam. Salah satu Aqidah Islam adalah Jujur. Jujur adalah berkata terus terang dan tidak bohong. Orang yang bohong atau pendusta tidak ada nilainya dalam Islam.
            Bahkan bisa jadi orang pendusta ini digolongkan sebagai orang yang munafik. Orang-orang munafik tergolong orang kafir. Nauzubillah. Allah berfirman:
Diantara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS.2 Al-Baqarah :8-10)
            Salah satu dari sekian sifat dan moral utama seorang manusia adalah kejujuran. Karena kejujuran merupakan dasar fundamental dalam pembinaan umat dan kebahagiaanmasyarakat. Karena kejujuran menyangkut segala urusan kehidupan dan kepentingan orang banyak. Kepada manusia Allah SWT memerintahkan agar mempunyai perilaku dan sifat ini.
            Diantara percikan hikmahnya “Indahnya Kejujuran”
·        Tidak akan pernah ada kebahagian kecuali dengan kejujuran karena dusta hanya membuat kesenangan palsu. Karena itulah Allah bekali sifat utama nabi Muhammad dengan sifat Ash Shidiq sifat jujur sehingga beliau dijuluki sebagai Al Amin. “Hai hamba2 yang beriman bertaqwalah kepada Allah & berkumpullah bersama hamba2 Allah yang jujur.” (QS At Taubah 119). “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Jujur).” (QS At Taubah : 119)
·        Jujur jalan menuju Syurga walaupun awalnya berat sedangkan dusta jalan menuju neraka walaupun awalnya sukses.
            “Kedudukan hamba2 Allah yang jujur sangat mulia, no dua setelah kedudukan para nabi & diatas para syuhada.” (QS An Nisa 69),
            “Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul [Nya], mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS An Nisa : 69)
            “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibubapakmu dan kaum kerabatmu.”

INDAHNYA SEDEKAH


                                               
“Tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia bertambah, bertambah, dan bertambah.” (HR.At-tirmidzi)

“Siapa yang memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasannya dan baginya pahala yg mulia”.
(QS. Al-hadiid 57:58

            Sedekah adalah amalan yang mulia. Sedekah dengan ikhlas akan menjanjikan ganjaran pahala buat kita. Kerana setiap perbuatan baik akan dibalas dengan perkara yang baik juga. Allah akan melapangkan dada, membuatkan kita gembira, melegakan perasaan dan mensejahterkan seluruh hidup kita. Bersedekahlah kita walau sedikit dengan seikhlasnya. Kerana, dalam setiap rezeki dan harta yang kita miliki itu terdapat juga hak orang lain. Jadi, adalah lebih baik jika ia dikongsi dan dinikmati bersama. Beriman dengannya dan bersedekah seikhlasnya. Sedekah seikhlasnya mampu meringankan beban seseorang dan menjauhkan diri kita daripada panas api neraka.
            Sedekah di jalan Allah merupakan buah dari keimanan kepada Allah swt dan menjadi tanda keyakinan pada-Nya. Dialah yang memberi kehidupan dan kekayaan, kemampuan dan bimbingan. Pribadi seorang Muslim akan menjadi istimewa karena kedermawanannya. Yang dalam mendermakan hartanya bukan untuk mencari popularitas atau ‘riya’, tetapi karena Allah dan didorong oleh potensinya yang telah dikaruniakan oleh-Nya.
            Adapun orang-orang mukmin yang tulus-ikhlas karena Allah dalam menginfakkan hartanya, mereka akan memperoleh tiga manfaat:
1. Ridha Allah,
2. Pensucian jiwa dan bimbingan takwa dan karunia,
3. pertumbuhan harta dan pahala yang besar di dunia dan akhirat.
            Allah swt berfirman: “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya karena mencari keredhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiramnya, maka hujan gerimis (pun memadai). Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat”. (Al-Baqarah: 265)
            Sedekah memiliki beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya.
1.     Mengundang datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Alquran bahwa Dia akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan, ”Pancinglah rezeki dengan sedekah.”2.
2.     Sedekah dapat menolak bala.
            Rasulullah SAW bersabda, ”Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya           bala tidak pernah bisa mendahului sedekah.”
3.     Sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, ”Obatilah penyakitmu dengan sedekah.”
4.     Sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur.
            Kata Rasulullah SAW, ”Perbanyaklah sedekah. Sebab, sedekah bisa                               memanjangkan umur.”

WAJIBNYA ILMU



            Islam merupakan agama yang punya perhatian besar kepada ilmu pengetahuan. Islam sangat menekankan umatnya untuk terus menuntut ilmu. Dalam surat Ar-Rahman, Allah menjelaskan bahwa diri-Nya adalah pengajar (‘Allamahu al-Bayan) bagi umat Islam. Dalam Islam kita akan menemukan bahwa wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah adalah perintah untuk belajar. Ayat pertama yang diturunkan Allah adalah Surat Al-‘Alaq, di dalam ayat itu Allah memerintahan kita untuk membaca dan belajar.
            Dalam menuntut ilmu tidak mengenal waktu, dan juga tidak mengenal gender. Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk menuntut ilmu. Sehingga setiap orang, baik pria maupun wanita bisa mengembangkan potensi yang diberikan oleh Allah Swt kepada kita sehingga potensi itu berkembang dan sampai kepada kesempurnaan yang diharapkan. Karena itulah, agama menganggap bahwa menuntut ilmu itu termasuk bagian dari ibadah. Ibadah tidak terbatas kepada masalah shalat, puasa, haji, dan zakat. Bahkan menuntut ilmu itu dianggap sebagai ibadah yang utama, karena dengan ilmulah kita bisa melaksanakan ibadah-ibadah yang lainnya dengan benar.
             Imam Ja’far As-Shadiq pernah berkata: “Aku sangat senang dan sangat ingin agar orang-orang yang dekat denganku dan mencintaiku, mereka dapat belajar agama, dan supaya ada di atas kepala mereka cambuk yang siap mencambuknya ketika ia bermalas-malasan untuk menuntut ilmu agama”.
            Allah memberikan kemuliaan kepada orang-orang yang berilmu dengan memberikan berbagai keutamaan kepada mereka seperti yang tercantum dalam:
1. “Sebaik-baik umatku adalah ulama dan sebaik-baik ulama adalah yang berkasih sayang. Ingatlah bahwa sesungguhnya Allah akan mengampuni orang alim sebanyak 40 dosa dan setelah itu Allah mengampuni 1 dosa orang bodoh”.
2.  “Allah akan tetap menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong saudaranya. Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu pasti Allah memudahkan baginya jalan untuk ke syurga.
Dan apabila berkumpul suatu kaum di suatu rumah dari rumah-rumah Allah (mesjid) dengan membaca Al-Qur`an dan mempelajarinya sesama mereka maka niscaya turun atas mereka ketentraman dan mereka diliputi rahmat dan dikelilingi para malaikat dan Allah menyebutnya dalam golongan yang adapada-Nya. Dan barangsiapa yang lambat amalnya maka tidak akan dipercepat diangkat derajatnya.”

3. “Barangsiapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke syurga”
(HR.Muslim).

5.“Barangsiapa memberikan petunjuk kebaikan maka baginya akan mendapatkan ganjaran seperti ganjaran yang diterima oleh orang yang mengikutinya dan tidak berkurang sedikit pun hal itu dari ganjaran orang tersebut.” (HR. Muslim).

6. “Jika anak Adam telah meninggal dunia maka terputuslah amalnya kecuali 3 hal yaitu Ilmu yang bermanfaat, sedekah jariyah,dan  anak Shaleh yang mendoakan kedua orang tuanya” (HR. Muslim).

7. “Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diberi kebaikan maka orang itu lalu memperdalam agama Islam” (HR. Bukhari-Muslim).

Pintar Menjaga Waktu


            Waktu merupakan asset yang sangat berharga , ladang subur untuk menuntut ilmu dan mengumpulkan amal shaleh . Setiap detik yang berlalu tak mungkin bisa kembali lagi.  Kita sebagai umat muslim harus bisa memanfaatkan waktu. Sebaik mungkin waktu yang tersisa harus di renungi untuk bekal di akhirat kelak.
            Ingatlah pesan Nabi Muhammad saw: “Jadilah engkau di dunia ini seperti seorang musafir atau bahkan seperti seorang pengembara. Apabila engkau telah memasuki waktu sore, janganlah menanti datangnya waktu pagi. Dan apabila engkau telah memasuki waktu pagi, janganlah menanti datangnya waktu sore. Ambillah waktu sehatmu (untuk bekal) waktu sakitmu, dan hidupmu untuk (bekal) matimu.” (H.R. Bukhari).
            Hadits tersebut mengingatkan kita agar kita selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi kehidupan di dunia ini. Seperti halnya seorang pengembara, hendaknya selalu menyiapkan perbekalan. Selain itu, Hadits ini juga mengingatkan kita agar selalu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Jangan suka menunda-nunda waktu. Kalau kita ingin berbuat baik, lakukan sesegera mungkin. Jangan menunggu esok hari. Mumpung masih diberi kesehatan. Berbuat baiklah sebanyak-banyaknya, sebab kalau sudah sakit, kita sulit untuk melakukan sesuatu. Apalagi kalau sudah meninggal, tertutup sudah kesempatan untuk beramal shaleh di dunia.
            Agar sisa-sisa waktu yang Allah SWT berikan            ini menjadi sangat bermanfaat, kita harus melakukan tips-tips dibawah ini:
1. Membaca bacaan yang bermanfaat
            "Orang yang membaca Al-Qur'an sedang dia terbata-bata dalam membacanya serta kesulitan dalam membacanya maka dia mendapatkan dua pahala, sedangkan orang yang membaca dengan mahir maka dia bersama para penulis kitab (malaikat) yang mulia lagi berbakti." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). 

2. Berdzikir kepada Allah
            Ini adalah amalan yang mudah, setiap orang mampu melakukannya, baik orang kaya maupun miskin, orang yang berilmu maupun jahil, orang merdeka atau budak, laki-laki maupun wanita, besar ataupun kecil. Rasulullah SAW telah menggabarkan perbedaan antara orang yang berdzikir kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir, seperti perbedaan antara orang yang hidup dan orang yang mati.

3. Mendidik anak-anak
            Mendidik anak-anak merupakan tanggung jawab yang agung, tugas itu merupakan tanggung jawab yang besar bagi seoarang wanita. Karena laki-laki lebih banyak kesibukannya daripada wanita dan lebih sedikit tinggal di rumah. Adapun seorang Ibu lebih dekat kepada anak-anaknya dan lebih banyak di rumah.

4. Memerintahkan kepada yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar
"Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Barang-siapa di antara kalian melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka ubahlah dengan lisan (nasihat). Dan jika tidak mampu maka hendaklah meng-ubahnya dengan hati (tidak senang dengan kemungkaran itu) dan itulah selemah-lemah iman'." (HR. Muslim).