Pengertian:
adalah proses berpikir yang bertolak
dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep
dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk
proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang
diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang
sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam
penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis
(antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).Hubungan
antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
2. Infrensi & implikasi
Inferensi adalah suatu proses
penarikan konklusi dari satu atau lebih proposisi. Ada dua cara yang bisa
ditempuh dalam inferensi yaitu inferensi induktif dan inferensi deduktif.
· Inversi adalah penalaran langsung
dengan cara dengan menegasikan subjek proposisi premis dan menegasikan atau
tidak menegasikan baik subjek maupun predikat proposisi premis, maka inversi
itu disebut inversi lengkap. Inversi dilakukan dengan menegasikan subjek proposisi
premis, sedangkan predikatnya tidak dinegasikan, maka inversi itu disebut
inversi sebagian.
· Dalam manajemen:
ü Implikasi prosedural meliputi tata
cara analisis, pilihan representasi, perencanaan
kerja dan formulasi kebijakan
ü implikasi kebijakan meliputi sifat
substantif, perkiraan ke depan dan perumusan tindakan
· Dalam logika:
ü Implikasi logis dalam logika
matematika
ü Kondisional material dalam falsafah
logika
Jadi, definis
implikasi dalam bahasa indonesia adalah keterlibtan atau keadaan terlibat
Contoh : implikasi manusi sebagai
objek percobaan atau penelitian semakin terasa manfaat dan kepentinganya.
3. WUJUD EVIDENSI
Yaitu Unsur yang paling penting dalam
suatu tulisan argumentatif adalah evidensi.
Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian,
semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk
membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh
dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal dengan pernyataan dan penegasan.
Pernyataan tidak berpengaruh apa-apa pada evidensi, ia hanya sekedar menegaskan
apakah suatu fakta itu benar atau tidak. Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya
terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata.
4. Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau
informasi yang diperoleh adalah fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian
tersebut ada dua tingkat. Yang pertama untuk meyakinkan bahwa semua bahan data
tersebut adalah fakta. Yang kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat
digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
Cara menguji fakta ada dua yaitu :
1.
Konsistensi
2. Koherensi
5. Cara menguji Autorial
Menghidari semua desas-desus atau
kesaksian, baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja
atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data
eksperimental. Ada beberapa cara sebagai berikut :
1. Tidak mengandung prasangka
pendapat disusun berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen
yang dilakukannya.
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan
pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal.
Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan
sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang
dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat
kedudukannya.
3. Kemashuran dan prestise
Ketiga yang harus diperhatikan adalah
meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas
hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang
lain.
4. Koherensi dengan kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat
yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau
koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar